Pameran Jalur Rempah

Adalah kebiasaan setiap libur panjang hari raya: tetap berada di seputar Jakarta. Karena, itulah saatnya saya bisa menikmati ibukota (sekarang hahaha) yang lengang. Nyatanya ada banyak kegiatan menarik buat dihadiri dan semua yang saya minati bukanlah terpusat di mal. Jakarta, memang mulai membiakkan keriaan yang bukan di pusat belanja.


Pameran Jalur Rempah menjadi salah satu destinasi akhir tahun. Meski hanya berlangsung dalam ruang yang tak seberapa lega, cukup banyak pengetahuan untuk disimpan terkait kekayaan nusantara yang mengundang negara-negara adidaya Eropa pada masanya untuk menguasai.


Mungkin kamu ingat kosa kata “jalur sutra” di pelajaran sejarah. Penamaan jalur yang menghubungkan dunia Barat, Timur Tengah, dan Timur berdasarkan komoditas utama dari Tiongkok yaitu sutra. 


Nah, kalau Jalur Rempah menjadi pusat perdagangan dengan fokus rempah-rempah. Transaksi yang terjadi tak sebatas rempah, melainkan juga bahasa, budaya, dan agama. Rempah ditemukan di makam Firaun Mesir, membantu Eropa memerangi pandemi di masa lalu.Pengetahuan navigasi dan kemampuan maritim berperan besar dalam penyebaran rempah. Kami sempat mencicipi dan berlagak naik kapal pemburu rempah di sini. Seru! ⛵️


Teknologi dalam pameran ini digarap serius. Selain simulasi jadi pelaut dan animasi ciamik, pengunjung juga bisa membaui sampel rempah yang tersedia dan membaca sejarahnya. Luar biasa ya? 


Ngomong, saya sebetulnya penasaran definisi rempah itu apa ya 🤔 


Hari kedua rangkaian 30 hari bercerita

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: