Hujan

Blame it on the rain! 🌧️  Kamu tau lagu ini, berarti kamu tua. Tidak mengapa, sebab bertahan sampai usia sekarang juga sebuah pencapaian bukan?


Anyway, lagu ini mewakili perasaan sebagian besar dari kita ketika hujan turun: kesal karena rencana bepergian terancam batal, jalanan jadi becek, dan tentu aja ancaman banjir 😒


Lucu ya, kita jadi yang ngatur-ngatur alam. Padahal, hujan diciptakan untuk melengkapi panas. Berbagi tugas supaya tanah dan tumbuhan kembali terhidrasi, lalu membentuk lagi kehidupan 🌱


Hujan cuma datang beberapa pekan dalam 12 bulan, menjalankan peran sebagai bagian dari perputaran. Kalau sudah tau ada musimnya, seharusnya kita yang mempersiapkan: saluran air tersumbat nggak, apakah payung dan jas hujan ada di dalam tas?


Kisah masa kecil tentang hujan, masih menempel dalam ingatan. Seorang tukang bubur meneduh di depan rumah kami, kemudian diajak masuk dan duduk di teras sampai reda dan dia bisa berkeliling lagi. Usai hujan, sebelum pergi dia membuatkan semangkok bubur ayam hangat sedap sebagai ucapan terima kasih. Tentu saja kami, apalagi saya termasuk golongan jarang jajan karena keterbatasan, menerimanya dengan suka cita 🤩


Kalau kamu terpaksa terjebak di jalan, sementara hujan sedang deras-derasnya, cobalah duduk dan nikmati sekitar sambil memikirkan di belahan bumi yang lain ada mereka yang menanti langit mencurahkan butiran air agar tanaman kembali hijau dan ternak tak lagi kehausan 😊


Bonus klip musiknya buat dinikmati sambil memandang hujan yang sekarang datang tanpa pesan.




Hari kesembilan rangkaian 30 hari bercerita

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: