11 Januari

Selain dikenang sebagai hari kita bertemu versi Gigi, 11 Januari juga merupakan Hari Tuli Nasional. Untuk itu, #30haribercerita kali ini saya ingin mengangkat kisah yang relevan.




Alasan kuat hadir di hari pertama perhelatan Jakarta International Coffee Conference tahun lalu, adalah sesi bincang-bincang dengan orang-orang istimewa yaitu para perempuan pengusaha. Lebih spesial lagi karena ada salah satu pendiri Kopi Tuli.


Saya mengenal jenama ini sejak masih berkantor di kawasan Gatot Subroto. Biasalah anak ahensi butuh asupan kafein. Di jam tertentu, ada fase rame-rame memanfaatkan jasa layanan antar dan pastilah kopi beraneka rupa jadi sasaran coba-coba.


Kehadiran Kopi Tuli dan gerai sejenjsnya adalah sebuah upaya memperkenalkan budaya tuli dan mewujudkan kesetaraan bagi teman-teman dengan disabilitas. Kalau Tuhan saja sudah bersabda bahwa Dia menciptakan manusia sebagai mahluk yang sempurna, kenapa kita malah membangun batas dan kotak-kotak hanya berdasarkan tampilan? 


Ini juga yang memicu saya untuk mendalami bahasa isyarat: supaya bisa berkomunikasi dengan mereka tanpa perantara. Buat saya, bahasa isyarat sama saja seperti bahasa asing lain di bumi ini. Kamu yang demen drakor juga ngusahain belajar bahasa Korea biar bisa ngobrol sama oppa kan? 


Perempuan hebat di foto ini, sekarang sedang menjalankan peran baru sebagai ibu. Saya yakin ia akan menjadi ibu hebat sama seperti ibu-ibu lain (kecuali ibu durhaka ya hehe) di dunia ini. 

Dan, di Hari Tuli Nasional ini semoga kita bisa lebih menghargai manusia dengan segala keadaannya.  


Hari ke-11 rangkaian 30 hari bercerita


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: