Bakso

Ini bukan ulasan tentang warung bakso legendaris di Cibinong yang usianya sudah setengah abad. 




Awal 2000an, iseng-iseng saya nongkrong di sini pada saat liburan Idulfitri. Hari besar dan panen bagi para pedagang bakso se-Indonesia. Seperti biasa, tidak ada mudik di kamus keluarga saat hari raya.


Sebut saja magang, tapi dalam satu-dua hari nongkrong di sini banyak sekali pajaran hidup yang saya dapat. Menyamar sebagai pelayan, tugas saya adalah “mencatat” (sebetulnya lebih cocok mengingat) pesanan pembeli. Saat itu varian baksonya belum banyak hanya ada bakso kosongan (kuah + bakso), bihun bakso, mi (kuning), dan campur alias lengkap. Minuman pun cuma teh tawar yang sudah default diberikan gratis, teh botol, soft drink, serta es teler andalan.


Otak saya masih segar untuk mengingat semua pesanan dan tak ada yang tertukar 😁


Saat menghampiri salah satu meja yang baru diduduki satu keluarga, si bapak tengah membersihkan meja dengan tisu. Padatnya pembeli memang membuat mereka berebut duduk tanpa sempat dibereskan. Melihat saya datang, si ibu menghardik suaminya. Kurang lebih melarang dia membersihkan meja karena menurutnya itu tugas saya sebagai pelayan.


Dari sini saya paham kenapa Ikea perlu waktu untuk mengedukasi pelanggannya di area makan. Juga, jika kita berinisiatif bersih-bersih di meja kantot usai makan pasti akan ada ujaran “wah jiwa babunya keluar”


Adegan lain yang cukup menyentuh adalah segerombolan ibu-ibu yang menyerbu kasir saat lagi rame-ramenya dengan berisik mengaku sudah bayar dan minta kembalian dari lembaran seratus ribu yang tak pernah dia berikan. Sebut saja ini kecurangan.


Sementara, di sudut warung ada seorang ibu difabel makan setengah porsi bakso bertiga dengan anaknya karena uang yang dipunya hanya cukup untuk membayar sebanyak itu. Malu-malu dia meminta teh tawar gratis 🥹


Nongkrong di warung, pasar, stasiun, terminal, dan bandara memang banyak cerita kehidupan yang membuat tertegun, tersentak, atau senyum bahagia 😊


Hari kelima rangkaian 30 hari bercerita

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: