Kalau Benda Bisa Ngomong

Tema #30haribercerita hari ket-13 adalah: kalau benda bisa ngomong. Siapa yang bacanya sambil nyanyi? Hehehe gapapa kok itu tandanya selera musik kamu luas 👌

Sejak kecil saya percaya bawa benda-benda itu bernyawa. Persis kayak film Toy Story, di malam hari semua hidup dan bisa ngobrol. Ini barangkali pengaruh dari asupan bacaan saya yaitu cerita di majalah Bobo.  Mungkin, cerita ini dikarang supaya anak-anak terbiasa sayang dan menjaga mainannya dengan baik.


Akibatnya, saya selalu merasa nggak tegaan pada barang-barang yang dipunya: mainan, alat tulis, apapun itu. Bagus sih. Mungkin, benda-benda itu juga punya perasaan sedih ketika hanya teronggok tak terawat di pojokan. Bisa jadi juga, tersersit lirih sedikit iri karena jarang dipakai.


Nah, ketika tema ini diluncurkan, saya jadi kepikiran obrolan di grup Whatsapp Tampah tentang kecenderungan mengoleksi tumbler. Awalnya, tumbler ini kan buat mengurangi pemakaian single-use-plastic dari air minum dalam kemasan ya?




Sekarang coba lihat koleksi tumbler dan tas guna ulang kamu apakah mereka hanya menghuni lemari pajang atau menjalankan fungsinya. Saya yakin, kalau bisa bicara mereka akan bercerita betapa sedihnya nggak punya pengalaman seru hari ini diisi minuman atau jajanan apa. Pemandangan yang dilihat sehari-hari hanya dari balik kaca atau bahkan papan kayu 😶‍🌫️


Kalau benda bisa ngomong, bisa jadi tumbler-tumbler dan segala printilan guna ulang itu akan teriak: mending dikasih ke orang yang butuh dan beneran make daripada cuma jadi manekin 😣


Hari ke-13 rangkaian 30 hari bercerita 

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: