Glenn Fredly The Movie: Obat Kangen Yang Justru Bikin Makin Rindu

Saya mengenal Glenn Fredly di era awal karirnya bersama band Funk Section, tahun 90an. Waktu itu musik Indonesia lagi bagus-bagusnya dan video musik nyaris senada tone-nya: color blocking ala 80an. Judulnya: Terpesona, lagu yang kemudian didaur ulang bareng Audy pada 2002.


Kurang lebih di kurun waktu beririsan, lagu-lagu patah hatinya merajai tangga musik Indonesia. Benar kata orang: karya terbaik seringkali lahir dari luka. Sebut saja Januari dan Sekali Ini Saja, disusul Terserah. Glenn identik dengan galauers sampai kemudian Kisah Romantis yang jadi OST film Cinta Silver dirilis. Lagu romantis dalam kemasan irama beat, sepertinya tidak mampu mengubah citra duka.

Jadi, dari konser ke konser kayaknya lagu-lagu patah hati Glenn-lah yang dicari. Semacam mewakili perasaan gitu deh.

Nah, pas konser di SCBD itu aja kayaknya lagu galaunya mulai dikurangi. Saat itu, setahu saya Glenn sudah membuka lembaran baru dengan cinta sejatinya. Juga, aktivitas sosialnya makin banyak terpapar. 

Meski bukan groupies yang selalu ngintil ke manapun Glenn ngonser, kepergian Glenn empat tahun lalu di 2020 memang membuat saya termasuk salah satu yang menitikkan air mata 😭. In general, segala jenis berita duka memang gampang bikin melow kok. Rasanya seperti kehilangan orang dekat, padahal ya Glenn-nya mana kenal sama saya. Sedemikian dalam Glenn meninggalkan kesan di hati pencinta musik Indonesia.

Maka, ketika teaser film Glenn Fredly wara-wiri, saya dan sahabat sesama anak 90an langsung berikrar: kita harus nonton nih! Keinginan ini didukung dengan kesempatan nonton duluan film ini, di Sabtu 20 April kemarin. 


Berawal dari cuitan salah seorang pelakonnya: Zulfa Maharani yang memerankan Mutia Ayu, sat set kami langsung memesan tiket sesuai jadwal. 


Temen nonton yang sesungguhnya bukan anak mal pun tergugah ke GI di akhir pekan


Mengusung genre drama musikal dengan durasi 1 jam 49 menit, Glenn Fredly the Movie mengisahkan karir penyanyi yang akrab disapa Bung ini dimulai dari masa kecilnya. Awal film saya terlambat sekian menit sehingga nggak menyaksikan masa kecilnya secara lengkap. Tapi, bagian ini sempat diputar ulang di segmen mendekati akhir film jadi sedikit banyak saya tahu latar konflik Bung Glenn dan ayahnya.

Yang saya tahu dulu, sebatas percintaannya dengan anggota girl band papan atas 90an AB Three yaitu Nola yang berakhir perpisahan dan menginspirasi lahirnya lagu-lagu patah hati. Klip musik Sekali Ini Saja juga memajang model yang mirip Nola hehehe perhatiin deh...


Tidak banyak porsi romansa di film ini,  kisah cinta dengan Nola hanya dibahas sekilas lewat narasi obrolan manajer. Kemunculan Nola pun cuma pas mau putus. Sebaliknya, porsi  percintaan dengan Dewi Sandra lebih banyak meski di sini nggak menggunakan nama lengkap. Tapi, dengan pemeran half bule dan nama yang dipakai penonton langsung tahu siapa yang dimaksud 😁 Kasak-kusuknya terkait masalah personal terutama perijinan, sayang juga ya apalagi Glenn sempat duet bareng Dewi Sandra di lagu When I Fall in Love.

Film ini lebih banyak mengulas relasi dengan keluarga dan idealisme Glenn, beberapa bikin kesel juga sih karena seenaknya ngeganti jadwal hahaha. Konflik dengan sang ayah (diperankan Bucek Depp, asli bikin emosi lihatnya hahaha) sedikit banyak menyentil masalah isu fatherless di Indonesia. 

Dibandingkan dengan film biopik lokal Chrisye (ini ada di Netflix ya), Glenn Fredly the Movie terlihat lebih serius digarap terutama bagian konser yang berasa grande-nya. Subyektif, tapi menurut saya ada beberapa bagian yang dipadatkan jadi terkesan buru-buru untuk mempersingkat durasi film. Standar biopik saya jelas Bohemian Rhapsody, pas nonton ini enjoy banget sambil nyanyi-nyanyi sebioskop. Nah, di film Glenn Fredly porsi sing along-nya kurang banyak nih hahaha...

Film ini tidak mengangkat hari-hari terakhir Glenn di rumah sakit, saya sangat menghargai ini. Tapi, memang waktu Glenn dikabarkan menikahi istrinya, Mutia Ayu, saya penasaran ini siapa kok tau-tau nongol dalam kehidupan Bung. Kayak di luar radar dan wilayah edar aja. Dan Glenn Fredly the Movie menjawab pertanyaan ini sejak teaser trailer dirilis. Jomblo jangan iri ya melihat keromantisan mereka di film (dalam  sebuah wawancara, Mutia bilang kalau Glenn setiap malam selalu mengajak berdansa 💃) 

Pembuat film sepertinya ingin menghadirkan kenangan indah-indah sebagai penutup. Manis, tapi bikin hati teriris. Nontonnya aja bikin mbrebes mili, gimana rasanya jadi Mutia ya.. 😭

Anyway, Glenn Fredly tayang 25 April. Jujur setelah nonton ini, bukannya jadi pengobat kangen malah makin rindu buat nyanyi bareng dengan penyanyi aslinya yang bukan hologram. 

Sempatkan nonton yaa... 👋


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: