Berhala



Kultus, kultisme, atau pemujaan berlebihan terhadap apapun selalu sukses bikin saya muak hingga mencapai level sebel pada obyek yang dipuja. Meski, tentu untuk menjaga perasaan pemujanya saya harus pasang topeng pura-pura nggak terjadi apa-apa. Padahal, dalam hati meronta-ronta sengsara 😩 Sialnya lagi, mereka tidak peka.

Idol menurut kamus berarti berhala, sesembahan. Mendengarnya saja sudah mengerikan karena mendekati menduakan Sang Pencipta. Di masa belia, sebagai penggemar berat Donal Bebek yang lucu saya mengoleksi berbagai printilannya. Dan beberapa di antaranya saya bawa sebagai penghias meja kerja ketika pertama jadi anak kantoran.
Bos saya, seorang Kristiani, berkomentar singkat tapi dalam “berhala” katanya. Tersinggung? Nggak. Justru jadi perenungan, kenapa saya yang muslim dan dilarang menduakan Tuhan justru melakukan ini tanpa sadar?
Kini, jutaan (mungkin lebih) orang Indonesia dengan penuh kesadaran menahbiskan diri sebagai pemuja sesama manusia yang mereka labeli sebagai idol. Puncak komedi ketika kecintaan ini menjelma jadi kebodohan luar biasa. Cuma perkara si berhala disandingkan dengan pesohor lokal, lalu admin jenama nimbrung, semangat juangnya langsung terpantik sampai melakukan gerakan masaal merundung pekerja daring yang sedang mencari nafkah lewat live sale. Luar biasa 🙌🏼



Tidak semua “tentara” begini kok. Ada yang berdalih cuma settingan buat merusak nama. Ada juga yang mengungkit kebaikan ormas ungu ini dalam menggalang donasi.
Sungguh PR para pendidik di negara ini berat betul..
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: