Ibu vs Bumi


Bikin iklan itu gak gampang...
Selain pastinya permintaan yang punya duit  klien yang berharap bisa mendongkrak penjualan, iklan yang menarik dan membekas di ingatan pemirsa juga penting. Begitu tayangan diselip iklan, kebanyakan dari kita pasti mengandalkan remote control untuk menghindari tontonan titipan sponsor produk. 

Tanpa bermaksud mengecilkan kerja agensi, kadang pembuat iklan lupa side effect dari karya komersialnya. Contohnya iklan Yamaha Mio versi Hari Ibu ini. 

Meski maksudnya baik: meringankan beban ibu sebagai salah satu bentuk penghargaan dan bakti anak pada sosok ibu, iklan yang dibuat khusus untuk memperingati hari ibu ini tanpa sengaja mengabaikan unsur eco-friendly dan gerakan save the earth yang sedang gencar. Alih-alih mendukung gerakan Bike-2-Work yang sekarang menggejala di kota metro, iklan Mio justru mengampanyekan penggunaan motor sebagai pengganti sepeda. Subtitusi sepeda dengan motor matik memberi pencitraan modern ketimbang sepeda yang usang, tradisional, dan tentu saja melelahkan. Tak lupa, untuk memperkuat kesan modern keranjang anyaman bambu yang etnik klasik juga perlu diganti dengan keranjang plastik. Padahal, kita semua tahu plastik adalah penyumbang sampah terbesar di muka bumi ini yang palinng sulit terdegradasi secara alamiah oleh alam.

Satu hal yang disayangkan dalam iklan, ketika membuat perbandingan seringkali tidak apple-to-apple. Di iklan Mio versi hari Ibu ini, si Ibu tidak "menggenjot" sepedanya, melainkan menuntun sepeda. Mungkin, akan lebih bijak jika adegan "bersepeda" ini diganti dengan jalan kaki menyunggi bakul dagangan naik turun bukit *sedikit lebay*. Dengan demikian, kelelahan yang menerpa akibat seharian berdagang (asumsi saya, pekerjaan ibu ini berdagang makanan keliling kampung, CMIIW) akan nyata terganti oleh motor matik yang memang menyasar kaum perempuan sebagai target utamanya itu.


Satu lagi, kalau sayang sama ibu kenapa gak menyertakan helm di paket hadiah hari Ibu-nya ya? Supaya bisa sekalian kampanye safety riding.






Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

10 comments:

lukmandisini said...

mmmh

iya juga. lucu jika isu yang sedang gencar disosialisasikan luput dari materi iklan ya :D

Iman said...

Pemateri iklan Yamaha kali ini ternyata kurang jeli. Isu Go green kan sedang menghangat saat ini. Mending iklan2 Yamaha yg ada Komengnya hehehe (goodluck)

e-no si nagacentil said...

@lukmandisini mudah-mudahan tulisan ini dibaca ama pihak yamaha hahaha *daptar jadi coptwriter*

e-no si nagacentil said...

@iman yang valentinno rossi masih ada rasialisnya, pas si komeng tau pengebut bule sikapnya langsung melunak dan ga jadi marah-marah. kenyataannya bgitu sih, kalo sama bule kita cenderung lebih "hormat", sigh...

elia|bintang said...

kebanyakan orang kreatif lbh memikirkan sisi kreatifnya kyknya.. kadang2 sisi lainnya jadi terlupakan. blm biasa kyknya mereka utk berpikir eco-friendly..

e-no si nagacentil said...

@elia|bintang thanks for coming... iya betul.

Prayudi Eko said...

Whahaha..unexpected point of view...gak nyadar, emang sih secara langsung mempromosikan buat nge-garasi-in sepeda onthel dan beralih ke matic...

Aubrey.ade said...

setuju sama paragraf pertama mba...bahwa bikin iklan itu gag gampang!
Saya suka membayangkan, kalau mereka2 udah dedlen, tapi otak lagi buntu, ide kreatip ga bisa nongol, gawat deh! Dan hasilnya adalah, iklan yg "asal tembak" seperti itu, dan menjadi bumerang buat sang klien.

joker said...

why so serious ?

Anonymous said...

baru liat iklannya *ketinggalan mode on*