Menjaga Semesta Dengan Sederhana

Masuk minggu ketiga penayangan film Semes7a. Sudah nonton? Kalau belum, sempetin deh. 





Garapan Rangga Nicholas Saputra dan Mandy Marahimin bisa dibilang "combo" berat buat bersaing di layar lebar: udahlah dokumenter topiknya lingkungan pula. Kebanyakan fim dengan tema ini mengangkat bagian gak enaknya alias fakta-fakta kebusukan yang terjadi di bumi. Bukannya menutup mata, tapi emangnya gak ada ya yang bisa mengangkat sisi baiknya alias menginspirasi? 


Seems7a Casts and Crew



Saya beruntung sekali jadi salah satu yang nonton duluan pas premiere-nya di pertengahan Januari lalu. Dan selesai adegan penutup perasaan campur aduk: haru, senang, sekaligus merasa perlu mengajak lebih banyak lagi penonton film ini. 




Semes7a dibuka oleh Tjokorda Raka Kerthyasa dan masyarakat Hindu dalam Nyepi, ritual di pulau dewata yang memang terbukti menyumbang pengurangan emisi di bumi. Berurutan kemudian enam pejuang lingkungan lain yang tergerak: penjaga adat di Sungai Utik, mama-mama dan sasinya di Papua, pembangkit listrik mikro hidro di Flores, imam desa Pameu Aceh, perma kultur dari Jogja, dan gak ketinggalan kaum urban pekebun di Jakarta. Beragamnya latar belakang etnis serta keyakinan dalam Semes7a adalah gambaran begini seharusnya nusantara. 

Jujur ya, pas scene awal tayangan saya sempet mikir ini kenapa sosok peduli lingkungan di film ini kok gak ada sih yang ngewakilin muslim? Ditambah lagi minimnya ustaz yang rajin mengingatkan soal menjaga alam ini, kalah banyak sama yang semangat nyuruh tutup aurat dan you-know-lah topics. Kekhawatiran ini kemudian terbayar oleh segmen sahabat gajah Aceh dan tentu saja pak Is Waworuntu panutan yang dengan manis menyampaikan gimana seharusnya rahmatan lil alamin diterapin. Hooo mevvek diam-diam ini .... (Thanks buat yang udah ngedesain bioskop gelap hihihi)


Melihat Agustinus Pius Inam dan kawan-kawan penerus Apay Janggut, seberat perjuangan M. Yunus menanamkan persahabatan pada gajah si kunci ekosistem hutan Sumatera. Tau sendiri kan wilayah hutan makin tergerus apalagi kalo bukan buat ekonomi? Di sisi lain tentu saja pembatasan ala sasi yang digagas mama Almina dan teman-teman, atau pembangunan pembangkit listrik tenaga air di Flores juga harus melawan kerakusan yang mau hasil instan. Segmen penutup keluarga  Bumi Langit serta teman-teman Kebun Kumara mungkin jadi jawaban untuk lingkungan yang mulai menunjukkan kerusakan.

Semes7a masih tayang bertahap, entah sudah berapa puluh ribu yang kemudian pulang dari bioskop dengan hati hangat beserta niat mengekor jejak tujuh pahlawan lingkungan itu. Tapi saya yakin, ada banyak sekali yang meski gak terekam kamera juga sudah melakukan tugasnya menjaga bumi dengan baik.

Kamu sudah nonton?



Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: