Beruntungnya saya berkesempatan menikmati sajian ini. Fashion adalah salah satu obsesi saya, meski pada akhirnya saya tidak secara langsung berkecimpung di dunia kreatif ini. Lokasi perhelatan yang srategis di Pacific Place, sangat kondusif untuk dikunjungi. Pertengahan pekan menjadi pilihan. Berbekal jadwal dari situs resmi, sepertinya keputusan itu tidak salah karena desainer yang menjadi penampil betul-betul nama yang sudah saya kenal sejak jaman 80an: Carmanita, Ghea Panggabean (dulu saya mengenalnya dengan nama Ghea Sukasah) dan Stephanus Hammy. Nama-nama besar seperti Tuty Cholid, Kanaya Tabitha yang gaya rancangannya kerap bernuansa seksi, Syahreza, Denny Wirawan, Era Soekamto, Valentino, Hutama Adhi .... Rasanya seperti berada di surga busana.
Saya jadi ingat semasa kecil dulu sering mencuri baca majalah Femina milik ibu saya. Diam-diam saya mengagumi tayangan koleksi para desainer pada lembar majalah itu. Dan hari itu saya bisa menjadi saksi karya-karya mengagumkan dari mereka:
Rabu itu ternyata juga menjadi hari reuni para alumni Gadis Sampul dan Wajah Femina, ajang pemilihan model yang usianya sudah memasuki lebih dua dekade. Tak heran jika malam itu, pemburu warta dari tayangan infotainment merajalela. Wajar, mengingat ajang besutan Feminagroup ini telah banyak melahirkan selebriti, sebagian besar mencatat sukses sebagai pesinetron dan bintang iklan yang malam itu jadi buruan kuli flash disk.
JFW bisa dibilang one-stop-shopping area untuk menyimak arahan fashion tanah air. Istimewanya lagi, perhelatan ini terbuka bagi siapa saja tanpa kehilangan eksklusifitasnya. Feminagroup tampaknya tidak main-main untuk menjadi penegak barometer fashion Indonesia. Fashion bukan hanya melulu soal sepotong kain yang disulap menjadi penutup aurat. Di tangan feminagroup, fashion diwujudkan dalam berbagai dukungan seperti Lomba Perancang Mode yang diakui meluluskan desainer kelas atas macam Anne Rufaidah dan Kannaya Tabitha. Tentu saja di JFW mereka mendapatkan porsi yang sesuai. Finalis LPM 2009 misalnya, mendapatkan satu slot khusus untuk memamerkan hasil karyanya.
Desainer dari butik untuk perempuan enerjik juga difasilitasi oleh JFW dengan adanya Cleo Fashion Award. Panggung terbuka yang merupakan malam penghargaan sekaligus peragaan busana karya nominator ini menyedot banyak fashion-enthusiast yang tak beranjak hingga pergelaran berakhir.
Cita-cita penyelengaraan JFW sebagai salah satu fashion hub dunia, agaknya sedikit banyak terfasilitasi dengan adanya perencanaan yang matang dari Feminagroups sebagai yang empunya hajat. Melihat aktifitas rutin Femina sendiri yang mencakup LPM dan Lomba Desain Aksesori sebagai pencetak desainer berkualitas, serta Wajah Femina yang diakui menjadi pencari bakat model runway, rasanya tidak berlebihan mentahbiskan bacaan wanita nomor satu di Indonesia ini menjadi penancap tonggak fashion nusantara. Saya sendiri berharap, bisa kembali ada di JFW 2010 dan menemukan peletakan batu pertama museum mode Indonesia.
8 comments:
cieciecie.....liputannya bisa ngalahin tulisan di femina nih ntar :))
hasil liputannya dilombakan kan ya?
Kok gak ada foto pas fashion shownya. Gak boleh masuk ya? :)) Btw, gw masuknya aja pake ID orang. ID-nya minta langsung ke media center ngaku2 salah satu peserta lomba blog. :D
@yati emang buat ikutan lomba blog JFW yang diadain RDI hahaha.... itung-itung mewujudkan keinginan yang tak perna terwujud jadi redaktur mode deh..
@me a.k.a anakcerdas : dapet sih ID-nya, tapi pas mo masuk ke fashion tent sedikit ribet, ditatap penuh selidik ama bagian registrasi jadi ilang nafsu deh. Lagian mentang2 berbekal ID liputan dinomorduakan, kalah banyak ama yang bawa undangan huhuhu. Eh gw emang peserta lomba blognya kok *wink wink*
yang pake baju biru itu sapa? kok cakep yah..:P
@eskopidantipi hayoo tebak siapa si cantik ituh =P
salam kenal ya mbak...
@chandra sama-sama ..
Post a Comment