Waktu SMA dulu, saya nggak pernah kepikiran mau kuliah di
mana. Meski akhirnya, alhamdulillaah, berhasil pake toga sarjana dan foto
bareng balairung UI yang terkenal itu sampe sekarang masih takjub kalau
akhirnya bisa juga menyandang gelar alumni UI hehehe. Jaman dulu, pilihan
kampus (yang reliable) memang nggak banyak. Selain kampus negeri dan kampus
swasta berakreditasi A, nggak tau kenapa rasanya saya kurang sreg kalau memilih
kampus “murah” cuma demi punya status mahasiswa.
![]() |
Ngobrol bareng Agate dan dekan FSTI USBI, seru! |
Beruntungnya anak sekarang, pilihan kampus makin beragam,
dengan kualitas yang tentu aja nggak diragukan.
Salah satunya USBI alias Universitas Siswa Bangsa Internasional yang
Sabtu kemarin baru aja menggelar USBI Expo di area kampusnya. Universitas yang diprakarsai oleh Poetra Sampoerna
Foundation ini memang bukan main-main dalam menyiapkan “kawah candradimuka”
bagi penerus bangsa. Setidaknya ini yang tergambar dari beberapa workshop yang
saya ikuti pada hari itu. Di fakultas pendidikan misalnya, dengan tegas dekan
mengungkapkan bahwa metode pembelajaran yang diterapkan di kampus pencetak
tenaga pengajar andal ini nggak mau terpaku pada kurikulum dan Jakarta-sentris.
Konseptual dan adaptif, itu yang ditekankan pada mahasiswanya sehingga nantinya
setelah lulus dan mengabdi sebagai pengajar alumni USBI nggak saklek berpatokan
pada satu strategi tertentu. Mirip
dengan yang dilakukan para pengajar muda dari Lentera Indonesia.
Sementara untuk menjawab kegelisahan pada tingginya
konsumerisme terhadap produk teknologi (ngaku aja deh, social media platform
dan games apps yang dipakai kebanyakan masih bikinan luar kan?) USBI memiliki
Faculty of Science and Technology dengan konsentrasi pada ilmu komputasi.
Jujur, tadinya sih saya ngebayangin ada biologi molekuler di dalamnya hehehee….
Kebayang sih, kayak apa jadinya lulusan USBI ini kelak kalau untuk Bahasa
pengantar sehari-harinya aja udah Bahasa Inggris, pleus 20% dari pengajarnya
ekspatriat yang punya expertise mumpuni di bidangnya. Kalo digarap serius,
bukan gak mungkin kita bisa sejajar sama India di bidang IT. Dua fakultas lainnya di USBI adalah desain dan media serta
bisnis. Kayaknya ini untuk mengakomodir kebutuhan wirausaha yang memang
jumlahnya masih minim banget di Indonesia deh.
Sebel juga ya kalau tau ada kampus sebagus itu dan kita
saya udah nggak pantas jadi mahasiswa di kampus USBI yang super keren ini
hahaha…. *bakar KTP*. Dengan lokasi di jantung Jakarta, kampus ini juga nggak
sulit dijangkau bagi pengguna kendaraan umum. Mau naik commuterline atau bis
kota? BIsa. Nggak perlu malu jalan kaki, karena area pedestrian di kawasan USBI
yang berada di area Mulia Business Park ini bersahabat banget kok. Rasanya
pengen ngelamar jadi dosen di sini hihihi…
Asyiknya lagi, USBI juga membuka kesempatan buat siswa-siswa
cerdas yang kurang mampu secara finansial. Denger-denger sih, USBI punya tim
khusus semacam “pemburu superstudent” yang tersebar di seluruh Indonesia buat
nyari benih-benih unggulan. Dan…. Ini yang bikin tambah ngiri, ada prohram
magang di kantor-kantor keren di luar negeri buat yang berprestasi. Huh!
Berhubung tertutup sudah kesempatan jadi mahasiswa USBI,
maka di expo hari itu saya cukup puas nyelip di antara para mahasiswa (dan anak
SMA yang diberi kesempatan buat pameran juga) menikmati sajian music
berkualitas dari Maliq and d’Essentials dan Bonita and The Hus Band yang
sengaja dihadirkan untuk memberi kehangatan di tengah dinginnya suhu Jakarta
Sabtu lalu. Lumayan lah, bisa leleh sejenak lihat petikan gitar si ganteng Lale
sambil bersyukur bahwa di negeri ini masih ada yang peduli pada masa depan
Indonesia dengan menciptakan kampus bagus.
@MaliqMusic emang juwarak!
6 comments:
puas nonton Maliqnya *gak fokus ama postingan*
Iya Dut, Lale ganteng 8"3 *lebih gak pokus*
Lale ini yg mana sih? #GaTau #PadahalFansMaliq
@awardeean coba aja gugling dengan kata kunci Lale Maliq n d'Essentials dan kamu akan terpesona hahaha
Lale ganteng bingits...
Anyway, seneng ngeliat anak2 mahasiswa sekarang jauh lebih kreatif dari masa kita kuliah dulu ya No.. dan senengnya sekarang banyak kampus yang memang memfasilitasi semua itu...
@Dita gantengnya gak sopan emang, udah gitu kewl abis pas nggitar duh duh duh *ngeces*. Anyway emang mahasiswa sekarang lebih difasilitasi sih, makanya kebangetan kalo ada yang masih manja hahahaha #mahasiswajamandulu
Post a Comment