Waktu kecil, pengen jadi apa?
![]() |
Image from Pinterest |
Seperti laiknya jutaan anak-anak Indonesia, saat masih
berseragam putih dengan rok lipit warna merah, saya dengan mantab menulis: jadi
dokter! Satu di antara sekian cita-cita popular di masa itu, selain polisi atau
guru. Beranjak ke usia dua digit, saya
berubah haluan pengen jadi fashion designer. Mungkin akibat pengaruh majalah
remaja yang saya baca waktu itu, banyak menampilkan halaman mode yang
keren-keren dan extravaganza di jamannya. Kenapa nggak jadi modelnya? Tahu diri
lah hahaha…
Berganti seragam putih abu-abu, cita-cita saya bergeser
lagi. Entah gimana riwayatnya, sisi bawel saya terungkap dan terasah. Ngeliat
profesi penyiar radio kayaknya cool banget. Gimana nggak asik, ngobrol dan
muterin lagu-lagu favorit terus dapet duit. Hasrat ini makin kuat ketika suatu
hari dapat kesempatan main ke salah satu radio yang cukup nge-hits di masa itu
buat ngambil hadiah kuis (Ups! Ternyata saya udah seneng berburu gratisan sejak
SMA hahaha…) dan ketemu penyiarnya. Keren banget lah pokoknya!
Siapa sangka nggak satu pun dari cita-cita itu terwujud. Belasan tahun kemudian, berkarir di dunia kreatiflah yang akhirnya
saya lakoni. Melayang sudah praktik berjas putih atau pun mewujudkan sketsa
rancangan dalam sebuah pergelaran busana. Siaran di radio? Cuma terwujud beberapa
minggu di level kampus. Keinginan jadi penyiar pun terbenam bersama kesibukan praktikum membelah
kodok dan mengintip mikroskop *grin*. Nyesel? Nggak! Meskipun, beberapa kali
dikirimi kernyitan jidat kalo ditanya: dulu kuliah di mana? Lalu dengan pedenya
jawab: Biologi *wink*.
Iya, mendekati waktu kelulusan saya emang sempet galau
balau. Abis lulus mau ngapain ya? Kerja di mana? Apa sih yang bisa dikerjakan
alumni Biologi di Indonesia? Jangan heran, sebagian besar teman-teman
seangkatan saya bisa dibilang berkarir di dunia yang melenceng. Cuma beberapa
gelintir yang masih setia di “jalan yang benar” seperti jadi peneliti atau
dosen. Mungkin saya salah jurusan, dan baru tersadar ketika di pertengahan
perkuliahan. Walhasil, pas lulus dan mulai melabeli diri sebagai “job seeker” posisi
yang sangat berhubungan erat dengan latar belakang pendidikan justru saya
hindari hahahaha. Nggak kebayang kalo harus terus-menerus bergelut di balik lab
bareng petri dish dengan tingkat sterilitas yang harus dijaga ketat demi
mencegah kontaminasi mikroba yang nggak diharapkan pertumbuhannya. Sebagai
manusia cerewet, daku musti ngobrol sama siapa selama kerja? *bertanya pada autoclave*.
So, kasak-kusuk pencarian pekerjaan dimulai di depan computer
*idupin PC*. Jreng! Jreng! Yang pertama dibuka di peramban tentu aja situs lowongan kerja Indonesia. Ajaib, saya langsung menemukan lowongan yang menarik:
Content Development Officer. Di jamannya (silakan dikira-kira tahun berapa!
*umpetin KTP*) profesi ini bisa dibilang barang baru. Apalagi pas lihat
spesifikasi yang dibutuhkan: S1 lulusan FMIPA, punya pengalaman ngajar, dan
tentu aja kenal baik sama komputer serta fasih berbahasa Inggris. Ibarat ketemu
gebetan, saya langsung jatuh cinta dan tanpa ragu meng-klik tombol “Apply Now”
yang tersedia di laman itu.
Sejak itu hidup saya berubah!
Dari si Bebek Jelek yang kesehariannya lebih banyak
mengitari Depok dan sekitarnya (menatap riwayat pendidikan SD-kuliah yang
didominasi Depok) tiba-tiba saya berada di sebuah gedung di pusat bisnis Jakarta
di Jalan Sudirman sodara-sodara! Siapa sangka, jabatan yang mengharuskan saya
memperbarui isi sebuah situs pendidikan ini dengan pengetahuan seputar ilmu
alam yang saya punyai ini malah mengakomodir sebagian cita-cita saya yaitu
tampil fashionable dan penyaluran kebawelan dengan tepat sesuai sasaran serta
membawa manfaat bagi umat. Tsaaaaah…
Jadi, sebagai salah satu pekerja Sudirman tentu aja saya
musti tampil nggaya dan… di tengah perjalanan saya didapuk buat mengedukasi
siswa-siswa sekolah menengah tentang pemanfaatan internet untuk pendidikan!
Yihaaa ini namanya sekali tepok dua tiga lalat meninggal! \o/
Meski akhirnya portal pendidikan tempat saya memulai karir
itu musti menutup kiprahnya, saya bakal selalu mengenang keriaan yang dijalani
bersama di sana. Rekan kerja yang sangat kooperatif (thanks to my great team
yang udah mengajari saya untuk selalu meningkatkan skill!), kenorakan sebagai
anak baru yang pongah mondar-mandir di Sudirman, sampai menjelaskan ke tetangga
kerjaan apa yang saya lakoni masa itu. Sampai sekarang, setiap kali melewati
gedung tua berbentuk kotak dengan kaca-kaca kebiruan (yang umurnya genap tiga
dasawarsa ituh!) seperti proyektor memutar film di bioskop, tergambar pula segala
kisah manis di sana. Pekerjaan pertama ini pula yang akhirnya membawa saya pada "dunia baru" yang tak pernah tergambarkan sebelumnya.
Kalau kalian gimana?
4 comments:
pengalaman 3 pekerjaan gw:
pekerjaan pertama: ditawari setelah kerjasama dengan organisasi kampus.
pekerjaan kedua: nemu pas browsing-browsing (masih bertahan hingga kini)
pekerjaan no 3: nemu via twitter
kesimpulan: di internet banyak pekerjaan =))))
aku lulusan sekolah pilot.
pekerjaan pertama: produser salah satu band kondang saat ini.
pekerjaan kedua: tim ribet di production house
pekerjaan sekarang: fotografer.
jadi mana pilotnya? Mbuh :D
ahaha ya.. extravaganza dulu banget tuh aming bukan pemainnya :D :).
@didut emang, makanya suka aneh kalo tiba2 dititipi cv dari mahasiswa yang nyari kerja.
Heloooooh mahasiswa gituh!
Post a Comment