Di tingkat SMA, pernah juga dipaksa guru bahasa Indonesia membuat novel. Alhamdulillah, meski banyak teman yang berorientasi pada hasil dengan mencomot karya penulis beken masa itu seperti Hilman Hariwidjaya *haduuuu tambah terkalkulasilah umur saya, umpetin KTP*, saya cukup gigih mempertahankan idealisme dengan mempersembahkan sebuah novel yang cukup tebal bertitel Hidden Love. Sok ngingris tapi gak asik juga kan di dengarnya? Huh, mustinya memang dijuduli "Undercover Love". Berkisah tentang persahabatan sepasang manusia beda gender, salah satunya berprofesi sebagai penyiar *profesi impian saya oooooooooh!* yang akhirnya bermuara pada satu cinta. Witing tresno jalaran soko kulino gitu deh. So so ya? Namanya juga taon 90-an, materinya masih terbatas hahaha... Satu komen dari guru bahasa saya: kamu pengen jadi penyiar ya? Ihik -ihik, iya pak ... *dan cita-cita itu sempat terwujud di radio kampus selama sebulan saja hahaha*. Susah deh anak kampus eksak, kebanyakan bertapa di lab *benerin kacamata*.
Tapi, semua memang akan indah pada waktunya. Setelah lebih setengah dekade mengalirkan isi kepala di blog, akhirnya terciptalah sebuah cerita pendek yang menurut saya masih cupu dan light banget. Jikalau kalian membacanya, niscaya kalian akan menganggapnya sebagai pengalaman pribadi saya. Seperti Fira Basuki, yang kerap menyelipkan dirinya dalam tulisannya. Meski gak 100% benar nyatanya memang cerpen itu terinspirasi dari sebagian diri saya dan secomot lagi dari lingkungan sekitar. Makanya harap maklum kalau isinya renyah banget, sama renyahnya dengan kulit pastel keju Pastello kesukaan saya hohoho...
Berhubung saya pengeeeen banget eksis di nulis *karena menjadi penyiar dan fashion designer butuh modal lebih* maka saya beranikan diri mengirimkan curcol berbingkai fiksi itu ke sebuah majalah perempuan metropolitan. Dan.. voila! Editornya mau lhoo memasukkan karya saya itu di edisi bulan ini. Ini contekannya:
Gak kebaca kan? Ya iyalah, bisa -bisa saya dikeplak sama bagian sirkulasi dan penjualan majallah tersebut kalau membagi-bagikan secara gratis pada kalian semua. Bisa dibaca di sini atau sebaiknya beli saja, gak mahal kok. Masih standar majalah bulanan Jakarta: 27500 rupiah *sama kopi Sbux masih lebih murah majalah ini kan?* Biar gak salah beli, sampulnya yang ada cerpen karya saya itu seperti ini:
5 comments:
wah wah wah selamat yaaaaaa
(yahoooooooooooooooooooooo)
thanks om Nyoooo.... masih belajar nih ^_^
Aw..Aw... Selamat yaaa... tjoba itu tjerpennya bisa dibatja online gaaa...???
Eh gw kira ada majalahnya online.. qeqeqeqqqq.....
@Nira ada kok, tapi kalo mao ntar gw kasih online versionnya by e-mail, mao?
Post a Comment