Dulu, saya pikir emas di leher dan telinga mereka berfungsi sama seperti saya mengenakan choker atau bangle: supaya terlihat sophisticated. Pertemuan saya dengan seorang ibu rumah tangga pengelola sekolah pemulung di kawasan Bintaro, empat tahun lalu seketika mengubah paradigma bodoh tersebut.
Alih-alih tampil gaya, emas bagi para pemulung adalah investasi. Senjata andalan ketika mereka diterpa musibah seperti sakit. Masuk akal, mengingat sebagian dari mereka bukan warga negara "resmi" yang diakui dinas kependudukan. Jangankan mengurus surat keterangan miskin demi selembar keringanan ketika berobat, memperoleh identitas resmi semacam KTP pun mereka berpikir dua kali. Tiga ratus ribu rupiah bukan angka yang kecil, karenanya ketimbang
Saya, memang
8 comments:
itu kan kalungnya PHONDS
WHAT??!! pemulung itu pakai kalung ponds?? *kesimpulan yang aneh*
hihihi...
mo pake kalung koleksi pribadi tapi ga ada yang emas, banyakan kalung batu2 yang ga laku diuangkan =P
kalung itu kan ada simbol hatinya, menandakan cinta... halah ada coba
hmm cerita yang simpel, kadang ga diperhatiin tapi ternyata ada nilai yang tersimpan di dalamnya... *inspiratif*
kalo nggak salah, nilai emas tu nggak pernah turun ya?! investasi yang bagus buat "warga (yang sebenernya nggak) liar"
penutupnya bagus.. Tuhan Maha Adil
@taftazani terima kasih, mudah-mudahan ada manfaatnya
@duapuluhempatjanuari betul, dan buat mereka emas betul2 harta berharga sebab kita tau sendiri jaminan kesehatan buat orang miskin itu gak berfungsi dengan baik T.T
uhm nenek juga selalu menukar uang yg dikumpulinnya dengan emas setiap uang yang terkumpul sudah cukup, meskipun nenek bukan pemulung..tapi katanya emas 24 karat itu investasi yg lebih menguntungkan dibanding harus simpan uang di bank *entahlah*
Post a Comment