Menjamur di Sate Jamur - Margonda

Rasanya sulit untuk bilang tidak pada hidangan jamur. Itu juga yang membuat saya tertarik icip-icip di sebuah kedai kecil bertajuk Sate Jamur di kawasan Margonda Raya, Depok.

Awal perkenalan saya adalah ketika nyalon di Moz5, salon khusus muslimah *sebenernya cuma ngerapiin kuku tangan dan kaki yang udah kayak macan hehehe*. Nyalon dengan perut kosong adalah kesalahan besar karena treatment membutuhkan waktu sedikitnya 60 menit. Karena itu tawaran berupa bakso jamur pun saya ambil. Usut punya usut, ternyata bakso jamur diimpor dari sebuah kedai tak jauh dari Moz5. Karena itu, dua pekan lalu saya menyempatkan diri dine in di kedai kecil ini.

Awalnya agak skeptis akan mendapatkan layanan ekspres saat menjejakkan kaki di kedai ini. Alasannya tak lain karena saya mendapati hanya satu pelayan stand by. Kebayang dong betapa multitaskingnya dia? Tapi demi menuntaskan rasa penasaran, saya dan Luvie menjajal kedigdayaan sang pelayan dalam melayani kami. Namun kekhawatiran itu pupus dengan kesigapan pelayanan dari sisi waktu. Salut!

Sate jamur jadi pilihan saya, sementara Luvie memilih nasi goreng jamur. Sambil menunggu pesanan dihantar, saya amati menu yang tersaji: semuanya berjamur. Dari sate, bakso, nasi goreng, sampai mi rebus konvensional. Sayangnya minumannya sama sekali tanpa jamur hahaha *kebayang kombucha yang bau asam terhidang.. yiks*

Bayangan akan jamur champignon bertubuh gendut dan bulat yang menari-nari di benak saya seketika musnah karena sate jamur ini ternyata menggunakan jamur merang yang diiris. Namun, kekecewaan itu ikut sirna bersama gigitan pertama yang oleh otak saya diserap sebagai "jamur rasa daging kambing*. Lobus otak yang bertugas menerjemahkan transmisi sinyal kimia dari lidah merekomendasikan kosa kata "enak" untuk sebagai deskripsi yang tepat untuk sate jamur ini. Tersaji unik di piring anyaman bambu, sate jamur dikombinasikan dengan bumbu kacang yang lembut.

Nasi goreng jamurnya sendiri berformat nasgor kecap. Irisan jamur kuping bergantian dengan baso mewarnai keberagaman dalam porsi. Cukup enak, walau dari sisi keunikan biasa saja *saya pecinta nasi goreng putih* Mungkin akan lebih menarik jika sajian nasi goreng disertai partisipasi jamur kancing, tiram, dan shiitake.

Bakso jamur, sesungguhnya adalah menu awal yang saya coba dan bertindak sebagai teaser untuk mampir ke warung tenda ini. Baksonya tetap bulat, dengan campur tangan jamur kuping dalam butiranya. Sementara kuahnya selain diramaikan oleh mi dan sawi hijau, juga dimeriahkan oleh irisan jamur kuping.

Luvie, partner kuliner malam itu, sempat mencoba satu minuman yang terbuat dari campuran rempah jahe-jencur-jeruk. Rasanya cukup seru...

Sate Jamur mematok harga mulai 9ribu untuk makanan, dan harga minuman masih di batas normal 3ribu rupiah. Buat yang suka jajan sehat, bertandang ke warung makan yang terletak di sebelah jaringan ATM dan toserba ex Susan di Margonda *berdekatan dengan area kampus Gunadarma* adalah satu agenda yang musti dicatat.
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

2 comments:

gajah_pesing said...

keliatannya enak juga sate jamur ini, secara aku aku belum pernah tahu sate jamur

shandyisme said...

eh..eh.. ada ya sate jamur? boleh tuh, secara lumayan suka ama yang namanya jamur, hehe..

gunadarma ya? hm, deket-deket..