Hari Bumi dan Kebiasaan Makan

Hari ini, semua orang koar-koar soal hari Bumi. Hari di mana kita diingatkan buat kembali mencintai bumi dan memperlakukannya dengan semestinya. Sedikit terlambat mengingat kerusakan bumi udah sedemikian parahnya. But it's never too late... maka orang pun berlomba-lomba memperingati dengan caranya sendiri.

Starbucks membolehkan pelanggannya membayar separuh harga jika kita bersedia membawa tumbler atau mug sendiri, dengan catatan kapasitas maksimum sang wadah minuman gak lebih dari 600ml *tolong jangan bawa teko yak hihihi*. Durasi dua hari, semoga cukup untuk membiasakan kita mengurangi penggunaan wadah gelas kertas dan sedotan plastik. Sudah lama sebenarnya gerai kopi impor ini memberlakukan aturan cut price untuk pelanggan yang sadar lingkungan. Seribu rupiah bakal dikurangi dari harga jika kita menyediakan tumbler/mug kesayangan kita sebagai wadahnya.

I did it last nite, untuk menampung segelas iced lemon tea saya meminta waiter untuk menuangkannya dalam tumbler yang saya bawa. Gak peduli si waiter mikirnya saya nyari untung karena ukuran tumbler lebih gede daripada gelas kertas yang menjadi default, yang menari di kepala saya adalah sampah berkurang satu biji malam itu. Sayangnya, si waiter masih menggunakan gelas kertas default sebagai penakar. Jadi merasa bersalah, jangan-jangan gelas bekas takarannya langsung masuk kantong sampah huhuhu...

Kita bisa mulai dari hal kecil untuk menyelamatkan bumi kita. Sering gak ngabisin sisa makanan di resto? Jika ya, bersiaplah merasa bersalah karena telah menyumbangkan andil dalam kerusakan bumi.

Meski sifatnya organik yang berarti sangat mudah diurai mikroba penghuni tanah, sampah organik --utamanya sisa makanan-- ini memberi efek yang lumayan signifikan. Satu, sisa makanan adalah favorit para tikus. Dan tikus adalah mamalia yang paling cepat pertumbuhannya di dunia ini. Dua, selama proses penguraian sisa makanan oleh para mikroba, dihasilkan gas metan yang menyumbang besar dalam pembolongan ozon.

Waktu kecil dulu, saya diajarkan untuk menghabiskan makanan karena "Kalo gak diabisin nanti nasinya nangis". Langsung kebayang di kepala kecil saya bahwa para nasi itu punya mata, mulut, dan tangan yang akan bereaksi mengeluarkan air mata serta tangan yang sibuk mendekap wajahnya karena sedih akan menghuni tempat sampah *lebay banget, kebanyakan baca dongeng Bobo kayaknya*.

Guru agama juga bilang, dalam sepiring nasi yang kita makan ada satu butir nasi yang mengandung berkah. Kita gak pernah tau di butir mana dia berada, karena itu sebaiknya habiskan makanan. Kalau merasa kenyang, lebih baik makan secukupnya sesuai porsi kita.

Saya sendiri gak pernah malu untuk meminta pelayan membungkus sisa makanan yang masih layak makan. karena itu, setiap makan -- terutama di tempat yang porsinya 3x kapasitas lambung saya -- saya berusaha untuk makan serapi mungkin supaya sisa-nya gak tampak sebagai "sisa".
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

2 comments:

gajahpesing said...

selamat hari bumi....

nana said...

guru agama sy juga pernah bilang kalo perusahaan gede ky toko kopi itu ngegaji pas-pasan pegawainya, itu jg dosa besar lho.........