Jangan Minder Pake Tinder


Ngaku deh, kamu mungkin termasuk salah satu anggota komunitas yang malu pakai Tinder. 

Kamu gak sendirian karena faktanya aplikasi cari pasangan ini banyak dihindari karena:
  • Ogah dituduh "bucin" atau hopeless, ingat ya jomblo adalah kaum marjinal 😔
  • Banyak bahayanya, bahkan SAFENETVOICE juga menyuarakan kehati-hatian terhadap dating apps dalam cuitannya
  • Isinya banyak yang gak serius, cuma mau ONS ... (OK let's find any research about this)
  • Apa lagi? Coba tambahin.

Saya sendiri, ngaku nih ya, pernah pakai Tinder kok. Awalnya karena eksplorasi untuk brand campaign, coba-coba apa yang bisa dilakukan dengan dengan dating apps ini. Dengan kisaran usia target pria matang usia 35 sampai 45 tahun yang ada dalam paparan saya adalah:

  • Profil pria sukses persis kayak di iklan rokok: posenya seputar jalan-jalan ke luar negeri, foto bareng kendaraan mewah, atau di ruang kerja 
  • Para pencari temen bobok
  • Yang profilnya macam film Indonesia tahun 70an: PT Angin Ribut, Sukses Sejahtera dan sebagainya
  • Pebisnis MLM
Ada yang nyangkut?

Nggak, tentu saja hahaha. Entahlah cara mereka membuka percakapan dan ngobrol di chat mostly garingnya ngalahin keripik sih. 

Sampai di sini, saya kembali mikir Tinder ini mau dikemanain selain ada iklan nyelip di antara profil penggunanya dan tawaran buat jadi member gold ya?

Nah, kemarin di Citra Pariwara ada satu segmen seminar yang menghadirkan Tinder sebagai pengisi pemateri pembicara.

Dalam presentasi super singkat dan padat ini, menariknya Tinder mulai berekspansi tak lagi sekadar pencarian jodoh semata.


Pertama, mari definisikan ulang kata "jodoh" selain memiliki arti "di tangan Tuhan" atau "rahasia Ilahi".
Jodoh bisa berupa kerjaan, rumah, atau teman. Kalo gak cocok, kita gak akan bertahan di ketiga kategori itu kan? 


Makanya kemudian Tinder meluncurkan ide #CariJodohApaAja 

Termasuk... ah maaf untuk yang ini saya gak ikutan ya 😅


Menarik kan? Tinggal gimana tim Tinder bisa mengoptimalkan fitur pencarian jodoh yang lebih luas lagi untuk digunakan oleh jenama.

Nah, setelah ini kamu bakal install lagi gak Tindernya?
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: