Agrowisata Bali Pulina: Lebih Dekat Dengan Kopi Luwak

Menyambung tulisan sebelumnya tentang #JelajahGiziBali, Bali Pulina adalah persinggahan pertama kami setelah mendarat di pulau dewata. Sesungguhnya meski ini bukan pertama kalinya saya mendatangi Bali, tapi nama Bali Pulina memang masih asing di telinga. Iya, wajar sih karena sebelumnya yang saya tau Bali adalah pantai dan laut yang akan melarutkan semua masalah. Ahey!

Kalau kamu menyukai kopi dan segala eksotismenya, masukkan Bali Pulina dalam daftar kunjunganmu ke Bali ya. 

Selamat datang pecinta kopi!

Pardon my sunglasses!

Bali Pulina, terletak di Tegalalang,  tak lain adalah agrowisata sekaligus penangkaran mamalia penghasil kopi luwak yang kesohor itu. Kalau selama ini saya cuma bisa memandangi kopi mahal, bersama Nutrisi Bangsa akhirnya kesampaian juga impian itu hahaha...

Luwak-luwak yang kelihatan lucu itu, ternyata tidak semanis dugaan saya. Di pintu kandang jelas tertulis peringatan untuk menjauh karena mereka nggak suka didekati. Galak! Oh ya, para luwak ini nggak sepenuhnya mengabdikan diri demi kenikmatan secangkir kopi kok. Ada masanya mereka dilepas juga dari penangkaran. 





Di sini, tidak hanya kopi yang tersaji segar (karena langsung dipetik, roasting, dan digiling secara manual). Racikan coklat dan camilan khas Bali juga menyapa dengan ramahnya. Hmmm.... padahal baru beberapa puluh menit sejak perut diganjal nasi ayam betutu ya =))



Pisang rai dan lupis, teman minum kopi selain kamu =')
Kopi, teh, atau cokelat pilihanmu?

Menikmati siang jelang sore bersama jerangan kopi luwak hangat dan camilan khas Bali yang legit, nikmat Tuhan mana yang kau dustakan? Dan bukan jelajah gizi namanya kalau nggak ada pembekalan pengetahuan dari profesor ahli nutrisi. Termasuk bagaimana menjadi penikmat kopi bagi pengidap gangguan lambung. Seperti yang udah turun-temurun diceritakan dari generasi ke generasi (oke ini lebay!) ada mitos bahwa kopi adalah musuh nomor satu buat maag. Eh tapi kok kayaknya nggak juga ya, karena sebagai yang pernah kena maag saya kok baik-baik aja ngopi. Nah ternyata menurut profesor kocak ini, ada triknya biar kopi nggak bikin lambung bermasalah. Salah satunya ya hindari sarapan kopi tanpa makanan. Dan ternyata black coffee (yang sekarang jadi favorit saya itu!) juga punya banyak manfaat buat kesehatan. Tentu aja yang perlu diperhatikan adalah kadar gula dalam kopi yang harus dibatasi. 


Roasting biji kopi kering dilakukan secara manual, sabar banget ya?

Buah kopi segar yang baru dipetik, mirip buni kan?
Biji kopi dijemur secara natural mengandalkan sinar matahari

Kurang lengkap rasanya bercerita tentang nikmatnya kopi luwak tanpa mencari tau kenapa bisa seenak (dan semahal) itu. Maka, mengalirlah kisah ilmiah di balik nikmatnya kopi luwak. Pasti kamu semua udah sering dengar kan kalau kopi luwak enak karena fermentasi biji kopi yang bersarang di perut luwak? Entahlah, mitos atau fakta karena dari sebuah sesi bersama ahli kopi di Jakarta, kelihaian luwak membedakan buah kopi yang enak (dan mengandung biji kopi high quality) yang membuat kopi ini jadi luar biasa. 

Nah, menurut kamu sendiri apa sih sebetulnya yang membuat rasa kopi luwak sedemikian enak? Coba sampaikan di kolom komentar ya. Nanti saya kasih kopi liseng dari Sasak Lombok ini yang rasanya enak banget! Jumlah pemenang tergantung stok kopi dan tentunya komentar yang masuk hahahaha....






Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

4 comments:

Mbul Kecil said...

kopinya terlihat premium ya, karena proses pembuatannya pun rumit

dobelden said...

Saya sepakat kopi luwak menjadi terkesan eksklusif dan harganya tinggi karena ini adalah biji kopi pilihan dengan kualitas terbaik, terlebih misal dari luwak liar yang bisa bebas memilih biji kopi yang akan dinikmati oleh luwak.

Dan Kopi Luwak memang juga aman bagi menderita keluhan lambung, ada seorang rekan yang menolak ngopi karena alasan maag, namun setelah diyakinkan kalau kopi luwak aman, bisa tandas tuh satu gelas dan tak mengeluh terasa bermasalah pada lambung.

Kopi luwak sih emang yang gak enak harganya hahaha

e-no si nagacentil said...

@Gustyanita sebetulnya sih sama kayak kopi lain, cuma bedanya pake jasa luwak kalia?

e-no si nagacentil said...

@dobelden bener! Harganya aja yang gak enak hahhaa... makanya saya bersyukur banget kemarin bisa ngopi sampe puas! Tapi jangan lupa ya, kalo udah minum kopi imbangin sama air putih yang banyaaaaak...... biar gak dehidrasi