#MelawanAsap

Kecuali asap sate, rasanya nggak ada asap yang enak buat dihirup ya?

Apalagi buat lobus olfaktorius hidung saya yang sangat sensitif terhadap bau-bauan, meski belum secanggih Jean Baptiste-Grenouille di film Perfume. Sisa pembakaran nikotin yang melekat di baju aja rasanya udah bikin pengen lari ke hutan cemara. Apalagi mengendus asap pembakaran sampah. Biarpun riset yang mengamini dampak pembakaran sampah dengan kanker belum lagi disahkan, teteup bernafas dalam kepungan asap itu nyusahin.

Nah gimana kabarnya sodara-sodara kita di kawasan yang udah berbulan-bulan dikepung asap dong?

Setahun lalu, netizen secara masif menyuarakan kepedihan lewat ramai-ramai berpose menggunakan masker dan tagar #MelawanAsap di kanal media sosial. Bahkan, dalam sebuah event BlogDetik-pun ikut berpartisipasi dalam aksi ini. Sayangnya, bak peringatan hari raya asap tak ubahnya ritual tahunan yang kembali membayangi wilayah Sumatera (bahkan tahun ini sampai ke Kalimantan). Bisa dibilang, setiap hari ada aja postingan di berbagai kanal media sosial tentang aktivitas harian yang terganggu asap. Miris ya? Nyawa yang terenggut, ikut menambah pedih mata yang bukan lagi karena selipan asap ='( 

Tentang kabut asap, bahaya dan faktanya bisa kamu baca di sini salah satunya. 

Terus kita harus gimana?

Ngeluh dan ngomel (di sosmed) jelas bukan solusi. Malah bikin mata yang baca tambah sepet nggak sih? Yang terbaik memang ambil sikap dan ikut aksi. Demo? No, ada yang lebih baik dari itu. 

Selain donasi untuk pembelian masker yang memadai buat para korban, tindakan ekstrim seperti mulai meninggalkan membatasi pemakaian produk-produk yang makan resource (dan diduga berperan dalam produksi asap ituh) juga bisa dicicil dari sekarang. Kalau nggak pentinng-penting banget kurangin deh pemakaian tisu atau produk sawit dan turunannya.

Sebarkan juga semangat #MelawanAsap lewat avatar dan profile picture di twitter atau facebook kamu. Inget koran cetak Republika yang sempet panen puja-puji karena bikin edisi berkabut kan? Nah mirip-mirip lah kayak gitu... Bedanya, kamu nggak menghabiskan kertas (yang ngabisin hutan itu hehehe). Ini punya saya:


Avatar berkabut
Gambar aslinya tajam ya? 
Caranya gampang banget kok, buka link ini kemudian unggah foto/gambar avatarmu. Trus, unduh dan pakai sebagai avatar/profpic. Simple kan?



Akhiri dengan aksi yuk! 

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: