Pesona Dian Pramana Poetra, Masih Ada!

Postingan ini mungkin akan menyingkap usia sebenarnya hahaha...



Di era 80an, hiduplah sepasang musisi yang menamakan dirinya 2D: inisial nama mereka yaitu Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun. Duet yang sebelumnya juga pernah melahirkan hits Oh Ya (didaur ulang SM*SH) bersama Bagoes AA dengan nama K3S alias Kelompok 3 Suara (simple banget ya namanya hihihi), kemudian merambah ke banyak karya bagus lewat kolaborasi bareng penyanyi dengan suara berkarakter. Sebut saja Fariz RM, Mus Mujiono, Malyda, Trie Utami, beberapa di antaranya yang pernah bersama-sama memberi warna pada musik bagus Indonesia.

Jika di konser Indo80 beberapa tahun lalu saya hanya menemukan Deddy Dhukun (dan Mus Mujiono serta Trie Utami yang suaranya masih gemilang!), tahun ini akhirnya saya bisa melihat langsung partner bermusiknya di 2D dulu yaitu Dian Pramana Poetra. Oh ya, si om ganteng ini adalah idola kakak saya (seorang remaja 80an yang ikutan membuat bulatan hitam di dagu biar mirip sang bintang, selain tentunya mengoleksi kaset double D) yang kemudian berpengaruh pada selera musik saya. Suara renyahnya melagukan karya yang melambungkan namanya di tahun 80an masih terngiang-ngiang sampai sekarang. SIapa nyana keindahannya masih sama seperti dua dekade silam?

Terima kasih IndoJazzFest, yang berhasil menyapu keraguan saya pada kemampuan musikalitas lelaki yang usianya di angka lima dasawarsa ini. Nomor-nomor lawas meluncur manis tanpa cela, meski tentu saja jangan harap aksi panggungnya bakal enerjik karena bukan genre-nya. Dian Pramana Poetra menyihir penggemar fanatiknya, yang kebanyakan tentu saja lelaki-perempuan berumur matang dan barangkali ingin menyesap nostalgi masa muda bersama petikan gitar pria kelahiran Medan ini. 



Durasi enam puluh menit pastinya tidak akan cukup memuaskan dahaga kami, karenanya ketika pergelaran musti diakhiri memelas kami di deretan kursi penonton maupun yang berjarak semeter dari podium meminta Dian memperpanjang performance-nya. Rayuan berhasil, dengan latar belakang kru panggung berberes Dian menuntaskan pinta kami. Satu tembang pun meluncur, ditingkah akustik gitar yang apik.

Puas? Belum, karena ternyata masih banyak perbendaharaan lagu DIan Pramana Poetra yang tidak saya kenal saking banyaknya. Dan nomor mainstream yang saya tahu pun belum dilagukan oleh Dian. Mudah-mudahan, akan ada konser privat berikutnya bersama mitranya Deddy Dhukun. Biar kita semua tahu, duo ini Masih Ada!

Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

1 comments:

Ceritaeka said...

Pas Java Jazz 2014 Duo DD bikin panggung sendiri kok No. Keren banget waktu ituuu