Mencicipi Kopi di Red Cherry Blossom

Sudah lama saya mendegar nama Red Cherry Blossom, semacam tempat ngopi kecil di kawasan Cipete yang memang terkenal sebagai salah satu wilayah jelajah kuliner di selatan Jakarta itu. Tapi ya gitu deh. Berbulan-bulan usai hengkang dari kantor terdahulu di Fatmawati (yang hanya berjarak seribu langkah dari Red Cherry Blossom) baru minggu lalu saya berhasil menyambangi.

Coffee Cupping, membedakan berbagai varian kopi nusantara
Letaknya memang agak tersembunyi dari keramaian jalan raya. Tapi nggak susah kok untuk menuju Red Cherry Blossom ini. Buat yang berkendara, telusuri aja sepanjang jalan Cipete Raya, kalau sudah nemu plang “Toko Sebelas” atau “Dojo Aikido” tepikan kendaraanmu di sana dan masuklah. Pengguna angkutan umum pun dipermudah oleh keberadaan mobil berwarna merah dengan nomor S11 yang wara-wiri di sepanjang jalan Cipete Raya. Aroma kopi yang tercium hingga ke tepi jalan raya, nampaknya sudah cukup menyirikan keberadaan Red Cherry Blossom.

Proses coffee roasting 
Red Cherry Blossom bukan coffee shop. Setidaknya itu tertulis pada tagline yang terpajang: A Coffee Roaster Company. Statement itu semakin jelas saat saya memasuki ruang mungil berkapasitas tak lebih dua meja kecil. Alat pemanggang berdiri gagah di sudut, menghamburkan harum segar ribuan biji kopi yang sedang mengalami proses roasting. Wadah berisi roasted coffee beans beragam varian berbaris di meja bar yang juga difungsikan sebagai laboratorium barista mengolah biji kopi menjadi secangkir minuman teman bercakap-cakap.

Timer untuk mengingatkan bahwa kopi siap disantap
Pour over dengan coffee filter
Bagi penikmat kopi sesungguhnya, barangkali Red Cherry Blossom adalah surga. Meski tidak mentahbiskan diri sebagai coffee shop, kita bisa menikmati berbagai kopi yang benar-benar segar: digiling sesaat sebelum membaur bersama air panas seduhan. Beda perlakuan dan alat saat penyeduhan juga ternyata menghasilkan rasa yang beda. Saya sempat menyesap kopi hasil seduhan French Press dan pour over. Ada sih bedanya, tapi karena saya juga tak sepiawai connoisseur (kalo di dunia wine) untuk urusan kopi tentu saja detailnya agak sulit saya deskripsikan :”)

Buat yang betul-betul suka kopi dan punya curiosity tinggi terhadap butiran yang bikin nagih ini, Red Cherry Blossom adalah tempat yang tepat. Tiga punggawa di balik Red Cherry Blossom yang stand by di TKP akan dengan senang hati berbagi pengetahuan seputar kopi lho. Saya pun akhirnya tahu kalau suhu optimum menyeduh kopi itu nggak lebih dari 90 derajat celcius (atau setara suhu pada hot dispenser yang biasa ada di perkantoran). Sementara empat menit adalah waktu yang paling pas untuk membiarkan bubuk kopi terendam air panas dalam French Press. Wah, padahal selama ini saya tahunya kalo nyeduh kopi harus betul-betul dengan guyuran air mendidih!

Voila! Secangkir espresso dengan crema siap disesap

Ke depannya, Red Cherry Blossom berencana melengkapi diri menjadi coffee shop. Sekarang sih masih tahap renovasi, tunggu aja kapan ready dan kita ngopi bareng di sana ya ^^


Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

1 comments:

Anonymous said...

Kalau nongkrong di tempat kopi eksotis ini, rasanya menenangkan jiwa...