KCMI: Konser Cinta 3 Generasi



Vina Panduwinata, KLa Project, Glenn Fredly...

Tiga nama yang besar di tiga dekade berbeda, dan ketiganya sampai saat ini masih eksis di panggung musik Indonesia. Trus, apa jadinya kalau tiga nama besar itu menyatu dalam satu perhelatan? Inilah yang dipersembahkan dalam gelaran bertajuk KCMI atau Konser Cinta Musik Indonesia awal Mei lalu. Dan inilah rekaman kebesaran nama ketiganya dalam catatan tangan keyboard laptop saya... 

KLa Project

Empat tiga anak muda Jakarta membentuk grup musik dari inisial nama mereka, dengan tambahan vokal manis menggebrak Indonesia di akhir 80an lewat tembang bergenre pop progresif. Sekejap, Tentang Kita meraja di tangga lagu radio-radio paling hits di masa itu. Hingga kini, KLa Project yang identik dengan musikalisasi lirik puitis itu masih tercatat jadi salah satu musisi yang layak dinanti. 

Membuka KCMI dengan tembang Terkenang, ini mengingatkan saya ketika pertama kali menyambangi konser KLa di kampus kuning belasan tahun silam. Lantas bergulirlah tembang-tembang mistis yang membius, tanpa terlupa Yogyakarta yang melegenda tentu saja. Meski vokal Katon tak di puncak prima, gaya panggung duda ganteng ini masih sama seperti dulu: atraktif dan komunikatif. Ada yang tak biasa, KLa memilih lagu Baiknya yang sangat tidak familiar jika bukan KLanese. Saya sendiri mengakrabi lagu yang berkisah tentang cinta-karena-iba ini tak lain karena kasetnya bertengger di rak musik di rumah. Curhat Katon sang vokalis yang baru saja melepas kisah? Bisa jadi...

Apa pun, KLa malam ini bukan cuma milik KLanese atau mereka yang besar di era 90an. Nyatanya, banyak anak muda di rentang usia 25 terpukau dan mengakui keindahan karya KLa. Hmmm... artinya gelaran konser 25 tahun KLa wajib masuk agenda tontonan tahun ini! 

Vina Panduwinata

Berjuluk "Burung Camar", Vina Panduwinata masih saja memikat di usia separuh abad. Meski tiga lagu pertama yang dilempar kurang dikenal (mungkin karena hanya sedikit penonton konser ini dengan rentang usia di masa jaya Vina), kepiawaian Vina berkomunikasi nyatanya nggak mengurangi antusias audiens untuk berinteraksi. Suara centilnya yang sungguh khas, diimbangi juga dengan interaktivitas yang nggak kalah centil *menyerah kalah centil malam itu*.

Atraksi serupa saya dapatkan saat mama Ina berbagi panggung dengan para musisi gaek era 80an di konser Indo80 yang lalu.  Selebriti muda era kekinian harus belajar banyak pada mama Ina, bukan cuma menjaga suara tetap prima tapi juga menjalin interaksi panggung dengan audiens yang beragam dan nggak semua kenal lagu-lagunya. 

Glenn Fredly

KCMI ditutup oleh nyong Ambon manise, salah satu high quality jomblo yang berhasil bikin cewek-cewek meleleh lewat lirik melankolisnya.  Yakin, pasti banyak yang rela antri karcis KCMI malam itu demi melihat performa Glenn!

Putih, lagu romantis, adalah Glenn. Bersama band pengiring, entah apa namanya tapi ada Nicky Manuputty yang hembusan udara lewat saxophone-nya membius seisi Tenis Indoor Senayan. Sakti! Koor bareng sudah pasti nggak bisa dihindari. Sambil sesekali menyeka air mata haru karena tiap tembang menggiring pada sepotong kenangan, yang pastinya membekas dalam *lebay*. Beberapa pasangan tertangkap mata bergandengan, baik di area festival maupun kursi di barisan bronze-silver-gold. Ah....

Selain membawakan hits-nya yang bikin mata tiba-tiba berkaca-kaca *brb ngambil saputangan merah jambu* Glenn juga memainkan dengan lincah Kala Cinta Menggoda milik alm. Chrisye. Wooo hooo.... 

Puas? Nggak sih. Penyebabnya karena Glenn melewatkan Januari yang legendaris itu. Kenapa sih Glenn? 

Nggak nyesel sih mengeluarkan tiga ratus ribu (bohong sih, aslinya harga diskon kok!) untuk tiga penyanyi dari tiga generasi ini. Dibanding konser Indo80, KCMI lebih terarah dalam menggulirkan para penampil. Meski saya sempet kecele, kirain ketiganya bakal tampil sepanggung trus nyanyi bareng lagu apa gitu...

Eh ya... at the end, saya ketemu cowok ganteng yang merupakan salah satu "peninggalan" kejayaan era 90an. Ihik... ada yang tau siapa namanya? 



Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

6 comments:

ifanhere said...

aku juga datang ke konser ini. Memang seru banget ngeliat para bapak, ibu, dan satu duda beraksi diatas panggung. hehehe




http://letsthinkthing.wordpress.com/2013/05/28/waisak-sebuah-perjalanan-antara-jakarta-jogja-magelang/

Lindaleenk said...

Kamu dateng konser KLA belasan tahun yg lalu? *mikir umur eno skrg*

e-no si nagacentil said...

@ifanhere that's you what I mean hahahaha ...

e-no si nagacentil said...

@Lindaleenk *minum jus botox*

Anonymous said...

Aku baru sekali nonton konser KLA, tahun 2010 klo gak salah, di mall baru di deket mall taman anggrek itu apa namanya? Dan jujur, nggak terlalu berkesan sih. Mungkin krn mereka banyak membawakan lagu baru, sementara yg nempel di kepala lagu2 lama KLA th 90an

e-no si nagacentil said...

@sabai yang di Central Park ya? Ah iya itu aku nggak dateng, tapi ngak nyesel setelah tahu bukan kenangan yang dihantarkan dalam konser hahaha