Freelance, Outsource, dan Moonlighting

"Gue lagi nyari freelancer nih"


Permintaan sejenis bukan sekali dua kali saya dengar dari jaringan pertemanan yang kebetulan diisi oleh para profesional di bidang dihital. Sayangnya, permintaan tersebut kerap ditambahi embel-embel: kerjanya on site alias ngantor. Kadang, embel-embelnya nggak cuma satu melainkan dilampiri: jam kerja sesuai dengan office hour si klien. Eh what?

Freelancer menurut kamus besar dunia dihital alias Wikipedia nan kesohor sebagai narasumber diartikan sebagai "self-employed" yang tidak terikat pada suatu perusahaan. Meski bekerja untuk sebuah perusahaan, freelancer tetap punya tanggung jawab pada perusahaan yang mempekerjakannya. Free, tapi ya nggak bebas-bebas amat sih. Kebebasan seorang freelancer justru terletak pada  waktu kerja dan tempat.  Sebagai freelancer untuk sebuah proyek brand campaign, secara fisik saya nggak harus hadir di TKP setiap hari melainkan bisa mengerjakan dari belahan bumi manapun yang terjangkau komunikasi. Mudah-mudahan sih saya nggak salah nerjemahin ya ...

Nah, ketika requirement untuk seorang freelancer kemudian ditambahkan dengan embel-embel jam kerja sesuai aturan perusahaan penggaji dan keharusan setor tampang setiap hari kerja kayaknya label-nya perlu direvisi menjadi "outsourcing" deh. Outsourcing yang dibahasa Indonesiakan menjadi "alih daya" diartikan sebagai kegiatan mempercayakan sebagian dari business process kepada pihak ketiga. Bisa berupa perusahaan atau perorangan. Alihdaya biasanya jadi pilihan untuk memangkas overhead cost seperti benefits untuk karyawan atau jika memang layanan yang dibutuhkan bersifat jangka pendek. Misalnya ya itu tadi, untuk me-maintain sebuah intranet web atau corporate website lebih menguntungkan jika membayar tenaga outsource ketimbang menggaji seorang pegawai tetap. Perusahaan kelas paus macam migas justru rela membayar mahal tenaga outsource untuk masa kerja 1-2 tahun daripada mempekerjakan karyawan yang musti dibiayai tunjangan ina ini ina itu hingga pensiun. Meskipun tentu aja bayaran supermahal itu larinya ke perusahaan pengelola outsourcing. Yang masuk ke kantong si naker outsource ya nggak jauh-jauh sama gaji pegawai biasa, di luar tunjangan yang seharusnya jadi hak si pegawai. Rugi? 

Pengaburan makna freelancer juga seringkali terjadi pada pelaku penyedia jasa. Ngaku aja deh, sebagai pegawai kantoran kamu pasti pernah nerima side job buat nambah-nambah jajan kan? Nah, kadang beberapa side jobbers menggunakan istilah freelance untuk menyebut "usaha sampingan" mereka. Padahal, side job atau bahasa romantisnya moonlighting jelas nggak free.  Sebagai yang pernah melakukan moonlighting, saya juga merasakan betapa nggak mudahnya membagi waktu antara pekerjaan utama di kantor dengan side job yang saya terima. Musti pinter-pinter nyuri waktu di sela jam kerja, atau kadang memangkas jam istirahat di rumah demi kucuran rupiah di bank. Hihihi.... 

Melakukan moonlighting sebetulnya sah-sah saja jika kita memang punya kompetensi dan cerdas memilah waktu yang cuma 24-jam 7-hari seminggu dan 365 sampai 366 hari dalam setahun itu.  Hanya saja, etika moonlighting yang perlu digarisbawahi dan di-bold adalah jangan sampai bidang kerja sampinganmu justru menggerogoti main job. Kalau kamu seorang web application developer di sebuah pengembang piranti berbasis android misalnya, nggak dianjurkan melakukan moonlighting sejenis yang dilimpahkan kompetitor ketika kantormu kalah tender

Moonlighting atau side job sebetulnya bisa jadi pilihan ketika pekerjaan yang kamu geluti saat ini bukan hal yang sesungguhnya kamu sukai. Lampiaskan saja apa yang kamu inginkan lewat moonlighting. Misalnya nih ya, kalau kamu telanjur terikat kontrak sebagai akunting di sebuah BUMN tapi sesungguhnya dalam hatimu menyimpan gejolak menyanyi maka kamu bisa menerima panggilan tarik suara di luar jam kantor sebagai side job-mu. Hasrat tersalurkan, dapat uang pula. 

Jadi, udah nggak siwer lagi kan sama istilah freelancer


*Gambar diambil dari InMagine.com
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

5 comments:

Ceritaeka said...

Hal ini keknya pernah dibahas di salah satu akber juga bukan ya No?

arya said...

freelancer, mobil lancer gratis #asal

e-no si nagacentil said...

@ceritaeka iya, dibahas sama papa GlennMars

Anonymous said...

Aaaak... aku pernah semua, karyawan yg punya side job, freelance, menghire freelance jg pernah. Eno paling nyaman dg posisi mana?

Anonymous said...

Aaaak... aku pernah semua, karyawan yg punya side job, freelance, menghire freelance jg pernah. Eno paling nyaman dg posisi mana?