Garuda, Sang Raja, dan Akhwat Sholihat di Layar Perak

Perfilman Indonesia sedang semarak.

Kemarin, dua hari saya menikmati dua film dengan genre semua umur *tepatnya ditujukan bagi anak-anak* dan berlatar belakang dunia olahraga. Selama dua hari itu, atmosfer bioskop seperti taman bermain: orang tua membawa anaknya ke bioskop. Persis kondisi liburan musim panas atau natal di Hollywood sana.

Ada dua film yang sedang meraja layar teater pekan-pekan ini: King dan Garuda di Dadaku (GDD).

King, adalah film dengan tema bulutangkis yang teramat kental. Meski menggunakan nama dari legenda bulutangkis Indonesia, King sama sekali bukan mengenai biografi Liem Swie King. King adalah another motivation and inspiring movie sekelas Laskar pelangi yang membaurkan dengan baik keluguan anak-anak, semangat di balik kekerasan pola didik orang tua, dan keindahan natural nusantara. Terlepas dari akting kurang meyakinkan dari Vanessa Thomas yang masih sangat kaku, atau peran Wulan Guritno yang masih monoton, King membius saya untuk meneteskan air mata karena kelucuan dan keharuan yang diusungnya. *FYI, bukan cerita sedih yang bisa bikin kelenjar lakrimal saya memproduksi cairan*

GDD, membidik sepakbola Indonesia yang belum juga bisa membuat penggila soccer lokal terpana. Tak heran kalau tokoh sentral film ini musti diam-diam untuk bisa mewujudnkan impian menjadi anggota tim bola nasional. Endingnya bisa ditebak, tapi saya musti mengapresiasi keberadaan film besutan Ifa Isfansyah ini yang membuat tontonan dan liburan anak-anak lebih berwarna.

Sebelumnya, keberadaan KCB yang diangkat dari novel laris Ketika Cinta Bertasbih ini juga mematahkan anggapan keliru bahwa film laris musti berunsur setan urban atau umbar aurat. Profil ikhwan shalih dan akhwat sholihat nyatanya mampu menyerap penonton dari kalangan tak biasa. Sama seperti pendahulunya: Ayat-ayat Cinta. Jujur, saya belum menonton film yang gaungnya sudah berembus saat rencana produksi ini.

Tapi demi menyaksikan aurat tertutup menggusur Julia Perez atau Rahma Azhari di pentas 21 dan Blitz rasanya saya berani berharap di bulan mendatang kita tidak lagi melihat Julia dan The Azhari's serta pengikutnya berjaya di layar perak kita...
Share on Google Plus

About e-no si nagacentil

Cerdas, ceriaa, centil
    Blogger Comment

0 comments: